Abstract
Teori konspirasi memungkinkan adanya informasi yang tidak ada menjadi ada. Begitu pula dengan propaganda yang menyebabkan informasi bergulir tanpa dapat dipastikan kebenarannya karena tujuannya untuk memanipulasi opini publik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kompleksitas pertarungan wacana Covid-19 di tengah masyarakat Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis. Pengumpulan data diperoleh dari media online dan media sosial, khususnya Twitter periode April 2020. Data dianalisis menggunakan model Analisis Wacana Kritis Fairclough. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wabah Covid-19 tidak hanya dilaporkan sebagai virus alami, tetapi dieksplorasi menjadi wacana kontroversial berupa teori konspirasi. Propaganda teori konspirasi Covid-19 disebarkan melalui internet dan media sosial. Media sosial lebih dari sekadar alat untuk memantau dan membentuk pemahaman publik. Kepercayaan terhadap teori konspirasi disebabkan oleh tiga hal, yaitu masyarakat membutuhkan jawaban yang pasti dan alasan yang masuk akal atas fenomena pandemi Covid-19, ingin memiliki kendali atas hidup mereka, dan dampak dari era Post Truth.
Original language | Multiple languages |
---|---|
Article number | 1 |
Pages (from-to) | 97-106 |
Number of pages | 10 |
Journal | Jurnal Nomosleca |
Volume | 7 |
Issue number | 2 |
Publication status | Published - Apr 2021 |
Keywords
- Propaganda
- Teori Konspirasi
- Wacana
- Covid-19