Membangun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada Anak Gizi Buruk di Perkotaan melalui Pendekatan Bio-sosio-kultural

Research output: Contribution to journalArticlepeer-review

Abstract

Gizi buruk merupakan hambatan bagi perbaikan kesehatan di berbagai negara. Surabaya sebagai kota metropolis, ternyata masih ada gizi buruk. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi peran dan fungsi Posyandu terhadap gizi anak, pengaruh pengetahuan, kepercayaan, dan kebiasaan pangan terhadap gizi anak; dan membangun model gizi seimbang pada anak berdasar pola sosio-budaya sebagai upaya perbaikan gizi dalam rangka mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Penelitian ini bersifat kualitatif dengan format deskriptif. Data diperoleh dari Kecamatan Semampir Kelurahan Pegirian dan Kecamatan Sawahan Kelurahan Putat Jaya. Pengumpulan data kualitatif menggunakan metode wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan pejabat kampung merupakan jalan yang efektif untuk mendekati masyarakat. Keterlibatan pemimpin memberi dampak psikologis. Masyarakat menuntut kualitas kader yang paham kesehatan secara merata. Latar belakang budaya termasuk kepercayaan pada makanan dan pemaknaan makanan sangat berpengaruh terhadap pemilihan makanan. Penerapan PGS seharusnya melibatkan guru-guru TK atau SD di wilayah RT/RW. Persoalan gizi tidak hanya tugas berat kader Posyandu namun juga tanggungjawab ibu balita, kader, petugas kesehatan, pemimpin setempat, guru dan anak-anak sekolah.
Original languageMultiple languages
Article number1
Pages (from-to)212-229
Number of pages18
JournalBiokultur
Volume3
Issue number1
Publication statusPublished - 2014

Keywords

  • nutrisi
  • Posyandu
  • kader
  • balita
  • gizi buruk

Cite this